Wednesday, 2 October 2013

RISIKO PENGGUMPALAN DARAH

Penggumpalan darah di vena merupakan penyakit kardiovaskular paling umum ketiga setelah jantung dan stroke. Tanpa pencegahan tepat, penyakit ini berisiko kematian.

Jantung, darah, dan paru-paru merupakan tiga unsur penting dalam sistem sirkulasi tubuh manusia. Setiap hari tanpa henti, jantung mengepam oksigen dan nutrisi melalui darah ke seluruh tubuh (sistemik). Dalam sehari, jantung berdetak 100 ribu kali atau mengepam sekitar 2.000 galon darah.

Darah berperan penting dalam mengangkut oksigen dari paru-paru dan membuang sisa pernapasan keluar dari jaringan tubuh.Kita mengenal tiga jenis pembuluh darah, yakni pembuluh arteri, kapiler, dan vena. Arteri berfungsi mengangkut oksigen melalui darah dari jantung ke seluruh jaringan tubuh. Sementara, kapiler yang kecil dan tipis berfungsi sebagai penghubung arteri dengan vena.

Adapun pembuluh vena berfungsi menyalurkan darah yang berisi bahan sisa kembali ke jantung untuk dikeluarkan dari tubuh. Bahagian atas vena membawa darah dari tangan dan kepala menuju jantung. Sementara bahagian bawah membawa darah dari bagian perut dan kaki menuju jantung. Sistem vena pada tungkai bawah juga memiliki katup untuk melawan faktor gravitasi sehingga darah dapat mengalir kembali ke atas, yakni dari kaki ke jantung.

Terkait gangguan pembuluh darah dan jantung (kardiovaskular), penggumpalan darah pada pembuluh vena (Venous Thromboembolism/ VTE) merupakan penyakit yang kerap terjadi. Kondisi ini disebabkan adanya trombus (bekuan darah) yang lepas, lalu melayang dalam aliran darah, lantas tersangkut atau menyumbat aliran darah.

Tersumbatnya aliran darah akibat adanya bekuan darah ini dikenal dengan sebutan trombosis. Jika sumbatan terjadi pada vena bagian dalam, terjadilah DVT (Deep Vein Thrombosis), yang biasanya mengenai bagian kaki atau tungkai. Kemungkinan kedua adalah gumpalan darah yang pecah dan serpihannya menyangkut di paru-paru sehingga menyebabkan emboli paru (Pulmonary Embolism).

Menurut spesialis jantung dan kardiovaskular dari Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta, Dr RWM Kaligis MD, VTE merupakan penyakit kardiovaskular paling umum ketiga setelah penyakit jantung dan stroke. Tanpa pencegahan atau penanganan tepat, baik DVT maupun emboli paru sama-sama mengancam jiwa.

"Penyakit ini biasanya tidak disedari karana bisanya tanpa gejala atau asimtomatik," sebutnya dalam acara kelas jurnalis yang diselenggarakan Bayer Schering Pharma di Jakarta, baru-baru ini.

Kejadian VTE mengintai populasi besar manusia, dengan angka kematian mencapai 1 juta orang per tahun. Di Eropa misalnya, jumlah kematian akibat gumpalan darah pada pembuluh vena, bahkan lebih besar dibandingkan kematian akibat kanker payudara, kanser prostat, HIV/AIDS dan kecelakaan lalu lintas, yakni sekitar 544.000 per tahun.

Demikian, kecenderungan darah seseorang yang mudah menggumpal bukan satu-satunya pemicu. Sekaligus mengemukakan, terjadinya DVT ditentukan oleh tiga hal, yaitu perlambatan aliran darah, kerusakan dinding pembuluh darah, serta hiperkoagulabilitas. Adapun beberapa faktor risiko yang perlu diperhatikan adalah usia lanjut, kurang gerak, fraktur, dan kelumpuhan.

Selain itu, pesakit yang menjalani bedah ortopedi major, terutama pembedahan penggantian sendi pinggul (total hip replacement/ THR) atau sendi lutut total (total knee replacement/TKR), berisiko tinggi mengalami penggumpalan darah karana terjadi kerusakan pada pembuluh darah jantung dan kurang gerak. Diperkirakan 40-60 persen pasien yang telah menjalani bedah ortopedik mayor akan mengalami pembekuan darah jika tidak mendapat tindakan pencegahan.

Demikian, spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Subspesialis Knee, Shoulder and Orthopedic Sports Medicine dari FKUI-RSCM Jakarta, Dr dr Andri Maruli Tua Lubis SpOT, menegaskan bahwa bedah ortopedi itu aman dan orang tidak perlu takut menjalaninya. Terlebih bagi pesakit yang kerosakan pada tulang lutut atau pinggulnya sudah parah, prosedur penggantian lutut atau pinggul memang harus dilakukan agar kualiti hidup pesakit menjadi lebih baik.




No comments:

Post a Comment